Kamis, 25 Juni 2015

SEJARAH DESA KATIKUWAI

Sejarah singkat Desa Katikuwai ini merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh KOPPESDA, UNDP-SPARC dan lintas SKPD pada 17-18 april 2015 di kantor Desa Katikuwai.

Katikuwai merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Matawai La Pau, Kabupaten Sumba Timur. Katikuwai merupakan nama yang terbentuk dari keberadaan empat sumber mata air besar yang berada di wilayah tersebut, diantaranya; La Tua, Wangga Meti, Lai Iring dan Kalimbu Wai. Katikuwai atau dalam bahasa Indonesia “kepala air/Hulu” dicitrakan sebagai wilayah sumber mata air yang dapat menghidupi penduduk hilir.

Wilayah Desa Katikuwai di huni oleh 1.511 jiwa, 774 orang laki-laki dan 737 orang perempuan, yang terdiri dari 306 kepala keluarga. Adapun secara administratif, desa katikuwai memiliki batas-batas wilayah; sebelah timur berbatasan dengan Desa Katikutana, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Ramuk, sebelah utara berbatasan dengan Desa Wangga Meti, sebelah barat berbatasan dengan Desa Praimadita, Kecamatan Karera.

Jauh sebelum berbentuk desa, Katikuwai terbagi atas empat kampung besar yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala kampung. Empat kampung yang dimaksud adalah Pahambur Wai yang dipimpin oleh suku Tawiri, La Tua yang dipimpin oleh suku Nipa, La Nggoka yang dipimpin oleh suku Anakariung, dan La Buana yang dipimpin oleh suku Lenggit. Kepemimpinan empat Suku tersebut berlangsung hingga tahun 1964 (sebelum dan bahkan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI).

Tahun 1964 merupakan awal cikal bakal terbentuknya Desa Katikuwai, hal ini ditandai dengan dilantiknya Kepala Desa Katikuwai pertama bapak Kabubu Maramba dari Suku Lenggit dan wakilnya bapak Kambaru Kananga dari suku Anakariung. Dalam pemerintahannya, Kabubu Maramba dibantu oleh seorang juru tulis Katauhi Jawa Bara dari suku Tawiri dan empat orang pamong; Nuku Panda Awang, Malai Lunggi dari suku Anakariung, Harrang Dulla Amah dari suku Marongga dan Hau Ngunjunau dari suku Nippa.

Kepemimpinan Kabubu Maramba berlangsung sejak tahun 1964 hingga tahun 1970. Adapun prestasi terbesar yang ditorehkan oleh pemerintahan Kabubu Maramba adalah dapat menyatukan empat kampung besar (Pahambur Wai suku Tawiri, La Hua suku Nippa, La Nggoka suku Anakariung dan La Buanah suku Lenggit) ke dalam satu wadah yang bernama Desa Katikuwai.

Keberhasilan Kabubu Maramba menyatukan empat kampung besar menjadi satu desa, tidak terlepas dari peran penting kabinet kerjanya. Dalam pemerintahannya dapat dilihat bahwa empat suku besar yang berada di wilayah Katikuwai memiliki wakil dalam struktur pemerintahannya dan bekerjasama dengan baik hingga berakhirnya masa jabatan.

Pada tahun 1970-1972, Desa Katikuwai dipimpin oleh bapak Kepala Desa Tay Landu Jawa. Adapun pada periode ini kepala desa tidak lagi memiliki wakil namun hanya dibantu oleh seorang juru tulis Petrus Umbu Makambombu dan empat pamong Nuku Panda Awang, Malai Lunggi, Harrang Dulla Amah dan Hau Ngunjunau.

Pemerintahan Tay Landu Jawa hanya berlangsung selama dua tahun, karena menarik diri, kepemimpinannya dijabat oleh Bipa Lay dengan kabinet yang tetap dipertahankan sejak tahun 1972-1975.

Tahun 1976-1980, Bapak Kabubu Maramba kembali terpilih menjadi Kepala Desa Katikuwai, dengan panitra desa Petrus Umbu Makambombu. Pemerintahan Kabubu Maramba berjalan normal dan tidak ada perubahan mencolok yang ditorehkan.

Selanjutnya, pada tahun 1980-2002 Kepala Desa Katikuwai dipimpin oleh seseorang yang telah 10 tahun menjabat sebagai juru tulis desa, yakni Petrus Umbu Makambombu atau yang namanya biasa disingkat P.U. Makambombu. Sedangkan jabatan yang selama itu diemban, dipercayakannya kepada seorang sekretaris desa yang bernama Yakub Nuku Nggedi.

Dalam pemerintahannya P.U Makambombu menorehkan prestasi, diantaranya (1) tahun 1983 mengantarkan Desa Katikuwai sebagai juara 2 tingkat kabupaten dalam lomba desa, (2) melakukan pembukaan jalan desa sepanjang 7 KM, (3) pemusatan penduduk di pinggir jalan dengan menarik penduduk keluar dari kawasan, (4) mendirikan pasar desa, dan (5) mengembangkan tanaman produktif.

Masa pemerintahan P.U Makambombu selama 22 tahun dinilai oleh masyarakat Katikuwai sebagai awal kemajuan Desa Katikuwai. Anggapan tersebut bukan tanpa alasan, P.U Makambombu telah berhasil mengajak masyarakat untuk maju dan melihat jauh ke depan. Pembukaan jalan desa dan pasar desa merupakan salah satu cara untuk memperlancar aktivitas perekonomian desa yang selama itu terisolir. Selain itu, P.U Makambombu yang telah memiliki pengalaman cukup lama sebagai juru tulis desa, juga berhasil menyadarkan masyarakat untuk mengembangkan tanaman produktif yang saat ini telah menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat Desa Katikuwai.

Ada awal, akhir pun tiba. Pemerintahan P.U Makambombu yang berlangsung selama 22 tahun, digantikan oleh Kepala Desa Yohanes Djama Ratu Ngunju pada tahun 2002. Yohanes Djama Ratu Ngunju menjabat selama dua periode, yakni 2002-2008 dan 2008-2014. Dalam menjalankan pemerintahannya, Yohanes Djama Ratu Ngunju dibantu oleh sekretaris Marten Njuka Manang dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS). Prestasi yang ditorehkannya adalah berhasil mendirikan Kantor Desa Katikuwai yang digunakan hingga sekarang ini. Melalui pemilihan kepala desa yang dilakukan tahun 2014, bapak Absalom Ngguli Taramata terpilih menjadi Kepala Desa Katikuwai periode 2014-2020, dengan sekretaris desa Marten Njuka Manang dari unsur Pegawai Negeri Sipil (PNS).

1 komentar:

  1. apakah ada sejarah desa tetangga: Praimadita? terima kasih.
    ropi.dagi@gmail.com

    BalasHapus